Senin, 15 Desember 2014

Arsitektur Bukan Tentang AutoCad

Satu pertanyaan yang sering saya temukan sejak ngambil kuliah jurusan arsitektur ini : "udah belajar AutoCad belum?". Mungkin software yang satu itu emang udah identik banget sama pekerjaan arsitek, tapi kuliah arsitektur bukan tentang AutoCad saja. Menggunakan AutoCad--dan software digital arsitektur lainnya--hanyalah secuil upil dari perkuliahan di jurusan arsitektur. Inti dari kuliah arsitektur adalah merancang sesuatu yang bisa menjadi wadah untuk aktivitas manusia, dan untuk itu maka kita harus belajar tentang asas-asas merancang. Merancang, bukan sekedar menggambar. Menggambar juga hanya merupakan bagian dari perkuliahan arsitektur, apalagi menggunakan AutoCad, yang hanya merupakan bagian dari menggambar. Saya pun sempat salah kaprah juga waktu baru mau mulai kuliah, dengan semangat ke toko buku dan beli buku tutorial AutoCad, padahal lebih bermanfaat kalau saat itu beli buku tentang prinsip-prinsip arsitektur, apalagi untuk semester awal.



Biasanya di semester-semester awal, kita masih akan diajarkan menggambar manual, dan baru diajarkan digital di semester lanjut. Banyak teman-teman saya yang bawaannya sudah tidak sabar untuk memasuki semester selanjutnya karena sudah jenuh dengan menggambar manual, dan pengen cepet-cepet masuk ke digital. Padahal, kemampuan menggambar manual dengan tangan sangat esensial bagi arsitek, banyak ide-ide liar yang harus segera ditangkap, dan akan lebih efektif bila menggunakan gambar tangan yang bagus. Saat proses diskusi dengan klienpun, akan lebih cepat ide-ide desain kita disampaikan dengan guratan-guratan pensil atau spidol lewat tangan bebas--bukan klak-klik mouse.

Pokoknya, kuliah arsitektur lebih kepada bagaimana menyelesaikan masalah yang ada dengan penyelesaian arsitektural, daripada hanya sekedar menggambar, apalagi hanya AutoCad. Idenya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar